Bagi
banyak orang tua , memiliki anak autis tak beda dengan mendapatkan musibah
seumur hidup karena dalam bayangan mereka , mereka harus merawat anak yang
tergolong cacat padahal sejatinya tidak seperti itu. Pemahaman tsb adalah tidak
benar , Orangtua boleh saja
bersedih jika anaknya mengalami autis, tapi jangan terlalu lama. Karena anak
autis ternyata punya kelebihan istimewa yang bisa membuatnya mandiri.
Anak autis
memiliki kelebihan visual yang kuat. Anak autis akan lebih mudah mengerti
sesuatu dari gambar ketimbang hanya omongan. Kemampuan visual yang tinggi ini
akan memudahkan anak belajar bersosialiasi.Kelebihan visualisasi inilah yang
harus dimanfaatkan orangtua untuk memberikan bekal mandiri. Anak autis susah
mengerti jika hanya diajarkan dengan omongan.
Jika ingin
memberitahu mengupil tidak boleh sembarangan, maka orangtua harus
memperlihatkan gambar orang sedang mengupil yang disampingnya ada tanda silang
(dilarang). Lalu diberi lagi gambar pembanding yang dibolehkan orang sedang
mengupil di kamar atau kamar mandi yang disampingnya diberi tanda contreng
(benar).
Contoh
lain, jika ingin mengajak anak autis ke luar rumah seperti ke mal, maka
beberapa hari sebelumnya diperlihatkan gambar mal dan seperti apa di dalamnya
yakni eskalator, lift, toko dan lainnya. Itu dilakukan berulang-ulang sampai
anak paham.
Anak autis
bukan tidak bisa diajarkan disiplin, tapi pelajaran ini bisa dimulai sejak
masih kecil. Berilah batasan-batasan tegas antara yang boleh dan tidak boleh,
beri pujian jika anak berhasil melakukan hal baik.
Jika anak
tidak bisa mengerti melalui ucapan, cobalah divisualisasikan dalam bentuk
gambar. Hal ini harus dilakukan berulang-ulang dan penuh kesabaran. Jika
orangtua tahu cara mengajarkan anak autis, maka hal ini akan menjadi salah satu
hal yang menarik.Dalam mengajarkan kemandirian pada anak autis harus dilakukan
secara bertahap dan tidak bisa langsung drastis karena anak autis juga membutuhkan
masa transisi, orangtua bisa memulainya terlebih dahulu dengan segala kegiatan
di kehidupan sehari-hari.
Kemandirian
ini bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari si anak seperti bisa mengerti
perintah sederhana, melakukan segala sesuatunya sendiri hingga nanti anak
tumbuh menjadi dewasa dan diharapkan nantinya mereka bisa memiliki penghasilan
sendiri.Jangan sekali-kali orangtua memiliki pemikiran anak autis tidak bisa
diajari, tapi jika metode pengajaran yang diberikan berulang-ulang, setiap hari
secara teratur, terstruktur serta bertahap, maka anak autis dapat tumbuh
menjadi mandiri.
Selain itu
siapkan terlebih dahulu anak sebelum dibawa keluar oleh orangtua, karena jika
anak sudah siap untuk keluar maka kondisi ini tidak akan menjadi bumerang bagi
orangtua.Banyak beberapa orangtua yang mengajak anaknya ke mal, padahal secara
emosional anak belum siap untuk keluar. Akibatnya anak menjadi sangat
hiperaktif dan menjadi tontonan orang-orang. Hal ini tentu akan menjadi
bumerang bagi orangtua itu sendiri.
Jika
orangtua ingin mengajak anaknya keluar, cobalah untuk melakukan simulasi dulu
di rumah seperti memperlihatkan gambar mal seperti apa karena anak autis sangat
kuat kemampuan visualnya.Setelah itu beritahu anak apa saja yang akan
dilihatnya di mal nanti dan apa yang boleh serta tidak boleh dilakukannya.
Berikan pengertian seperti itu secara berulang-ulang. Setelah anak mengerti
coba dulu berada di mal selama 5 menit, lalu secara bertahap waktunya ditambah.
Orangtua
dari anak autis harus memiliki kesabaran yang tinggi, mau mencari tahu segala
macam informasi serta mau melakukan sesuatu. Namun ada 3 M yang tidak boleh
dimiliki oleh orangtua lakukan yaitu marah, mengeluh dan mengabaikan. Karena
mereka merupakan anak-anak titipan Tuhan bagi kita. Dan tugas kita lah untuk
menjaga dan merawat mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar