Kamis, 28 November 2013

Kajian Teori Kreativitas Tentang Peforma Kelompok

"person"
Tindakkan kreatif muncul dari keunikkan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan. Latar belakang etnis dari masing-masing kami juga berbeda dan tentunya membuat kami berbeda.contohnya adalah logat bahasa kami diatas panggung. setelah diputuskan untuk bermain drama musikal saya ragu karena saya orang yang mungkin kurang mampu untuk berakting diatas panggung karena termasuk orang canggung. Karena saya lebih tertarik untuk membuat handmade dan dibidang seni menggambar. saya berusaha menguatkan diri untuk berani karena dukungan teman-teman sekelompok apalagi saya berperan sebagai laki" disana.

"press"

Menekankan pada teori Rogers mengenai kondisi internal (dorongan berasal dari diri sendiri) dan kondisi eksternal (dorongan yang berasal lingkungan) yang dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitasnya. kondisi inteernal yang muncul dari diri saya sendiri adalah berupa dorongan ingin menampilkan  hasil pemikiran kelompok kami, usaha kami yang sudah kami diskusikan. dorongan eksternal sendiri berasal dari dosen, dimana keterbatasan waktu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas.

" proses kreatif "

Didasari oleh teori Wallas dan teori tentang belahan otak kanan dan kiri. Menurut teori Wallas, proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu Persiapan, Inkubasi. pada proses ini kami diam istilahnya karena bingung untuk menampilkan hasil kreativitas apa yang ingin dimunculkan. sampai akhirnya kami ingin mempertunjukkan drama dimana kami bisa sama-sama menuangkan hasilkerja keras. dan dengan kelebihan anggota  kelmpok kami yakni melfa , membantu kelom[ok dalam menyediakan naskah drama .

"Produk kreatif"

Dalam teori tersebut, menekankan pada model dari Besemer dan Treffinger. Pada model ini, produk kreatif digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration). produk kreatif kami yaitu pertujukan drama kami, dalam teori diatas masuk dalam kategori kebaruan (novelty) dimana dari naskah drama merupakan hasil baru yang berasal dari kelompok kami.

Jumat, 22 November 2013

Karya Kreatif Individu " Lukisan Siluet "

"Lukisan Siluet"

Ketika di minta untuk membuat Tugas berupa hasil Ide kreatif yang ada di pikiran saya adalah melukis. Sudah lama saya tidak melukis. Saya mencari lukisan yang bisa mengajak orang lain disekitar saya untuk melukis terutama anak-anak muda. Sebuah lukisan yang tidak terlalu sulit sehingga bisa mengajak kawula muda untuk berkarya dan menghasilkan karya yang jauh lebih baik dari yang bisa saya buat. Hal ini karena tujuan sayaadalah untuk menginspirasi para anak remaja yang sekarang banyak menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna.

Akhirnya lukisan yang muncul di benak saya adalah "lukisan siluet" lukisan yang cukup sederhana namun didalamnya bisa menuangkan banyak perasaan. yang ingin saya lukis adalah sebuah pohon dengan burung-burung yang berterbangan. lukisan yang sederhana namun melihatnya dapat membuat suasana hati tenang dan dapat diikuti karena sederhana dan tidak terlalu sulit. alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:


*Pensil HB dan 4B
*Penghapus
*Penggaris
*Rautan
*Kuas
* Tinta Cina
*buku gambar A3
*Cat Poster warna Merah, Biru dan Putih










Untuk prosesnya sendiri yang pertama adalah membuat pola bingkai dengan ukuran 36cm x 24cm, selanjurnya buat sketsa berupa gambar pohon, daun, dan burung-burung.

setelah sketsa selesai selanjutnya sketsa tadi diwarnai atau dilukis dengan tinta cina, harus sabar dan hati-hati.





setelah selesai maka pinggiran pola bingkai tadi diwarnai dengan warna merah dan biru namun dibuat semakin pudar atau warnanya semakin muda dengan tambahan cat poster warna putih dan hasilnya seperti berikut:




Sekian hasil ide kreatif saya mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman semua dan mampu mengajak teman-teman untuk berkarya.


Rabu, 23 Oktober 2013

peforma kelompok 8

Naskah drama musical. Kelompok 8.
Anggota:
Dream, believe, and make it happened
Pemeran :
  1. Pemuda
  2. Gadis
  3. Ayah
  4. Ibu
  5. Adik perempuan ibu (tante)
Pengantar:
Di latar ada sebuah bangku memanjang dan terdapat satu orang yang duduk terpaku dengan secarik kertas dan pulpen yang dipegangnya. Ia terlihat sangat ambisius dengan kertas yang dipegangnya. Sedangkan banyak orang yang berlalu lalang di hadapannya. Ada sang penjual, pengemis, anak kecil menangis, anak-anak bermain. Ada seorang anak muda yang duduk ambisius dengan secarik kertas. Anak muda itu sedang merancang masa depan, dengan membuat cita-cita yang ia tuliskan di selembar kertas itu.
Seorang gadis berpenampilan anggun melewati depan pemuda itu, semua mata tertuju padanya (ada istri yang memarahi suaminya yang menatap gadis lewat tersebut) kecuali dengan pemuda yang dari tadi ambisius dengan kertasnya. Gadis itu heran dengan pemuda, kenapa semua pria melihat dirinya tetapi hanya pemuda itu yang tak tertarik. Sang gadis mendekati pemuda tersebut, dengan mengibaskan rok panjangnya ketika berjalan, dll bertujuan untuk mencari perhatian. Belum berhasil, akhirnya gadis itu berhenti dan berada di sampingnya dengan mengeluarkan suara batuk pelan, tidak berhasil suara batuk medium, tidak berhasil, dan akhirnya suara batuk keras, berhasil. Pemuda itu melihat gadis yang berada di samping dengan heran, gadis itu salah tingkah dan tebar pesona.
W  : “Apa yang sedang kamu perbuat wahai pemuda yang belum ku ketahui namanya.” (tersipu malu)
P   : “Bukankah kamu putri seorang pemimpin di desa ini?”
W  : “Iya, kamu kok tau?”
 : “Siapa yang tidak mengenal dirimu? Kau seorang gadis baik dan pintar dari anak seorang pemimpin di desa ini, Banyak orang yang menyukaimu, teman-temanku juga. Kau bahkan berpendidikan tinggi dibanding kami. Pantaslah jika semua orang mengagumimu?”
Gadis itu tak bisa berkata apa-apa ia terharu bahagia dan sangat senang dipuji oleh pemuda itu.
W  : “Jadi, apakah kamu juga mengagumiku?”
P   : “Jelas.” (Gadis itu tersipu malu). “Jelas tidak. Aku sudah memiliki seorang kekasih idaman hati.”
Dari muka yang tersipu malu, gadis itu kaget setengah mati. Seakan-akan cintanya ditolak mentah-mentah.
P   : (pemuda heran dengan perilaku gadis tersebut) “Kamu kenapa?”
W : “Oh. Gak pa-pa. Oh ya, saya perhatikan daritadi kamu duduk disini terus? Apa yang kamu perbuat?
P   : “Oh ini.” (ia menunjukan lembaran kertas) “Aku sedang merancang masa depan, aku ukir di lembaran ini dan akan kupajang di tempat yang selalu aku melihatnya. Aku yakin, akan menimbulkan suatu semangat di setiap usahaku untuk meraih itu semua.
Gadis itu melihat lembaran kertas dengan mengambilnya tiba-tiba dari tangan pemuda itu, pemuda itu sedikit tidak ikhlas saat diambil kertasnya.
W  : “Target semester ini, mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Target untuk menyelesaikan semester akhir di SMA yang sempat berhenti dan lulus SMA. Target selanjutnya masuk Universitas Negeri. (kertas diambil dari tangan gadis oleh pemuda) Kamu bermimpi?”
P    : “Iya, ada yang salah?”
W   : “Saranku, berpikirlah realitas dan lakukanlah yang terbaik hari ini. Cukup.”
P   : (diiringi piano, lagi Nidji-Laskar Pelangi) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia. Berlarilah, tanpa lelah sampai engkau meraihnya.”
(Lagu Laskar pelangi diiringi musik dan penari yang membuat suasana panggung hidup. Saat lagu berlanjut dilanjutkan dengan membuat setting berikutnya. Setting sebuah ruangan pemimpin desa atau ayahnya W. Terdapat pot bunga, meja kantor, kursi pejabat, ruang tamu dengan meja bagus serta kursi sofa.)
Musik berganti dengan intro lagu Bento-Iwan Fals. Di latar ada sang Ayah dengan baju rapi dan ibunya yang terlihat cantik dan adik perempuan ibunya yang sedang bersantai bercengkerama di ruang tamu.
 Ayah  : “Namaku Bento (ganti nama asli) rumah real estate. Mobilku banyak, harta melimpah. Orang memanggilku, bos eksekutif. Tokoh papan atas, atas segalanya. Asik!
Si anak perempuan tadi masuk ruangan tamu dengan merenung. Ayahnya bingung dan menghampiri gadis itu yang terduduk lesu di ruang tamu.
Ibu      : “iya sayang, kamu kenapa? Kog muka anak mama cemberut sih?”
Ayah    : “Kamu kenapa anakku? Kalau murung keliatan kayak ayam peokon, loh.”
Tante  : “Sstt! Coba kamu ceritakan sama Tante. Apa karena uang jajan kamu kurang di kasih mama papa mu ni?”
Ibu : “ yang benar aja, kan kemarin mama uda transfer uangnya 10 juta” (nyeletuk)
Ayah : “aduhh, apaan sih kalian berdua. Anak lagi sedih kog malah bahas uang jajan sih..”
Ayah melirik tajam ke Ibu dan tante tanpa bersuara, si Ibu dan tante mangut dan mengerjakan pekerjaan rumah kembali.
Gadis : “Ayah, aku sedang jatuh cinta Ayah. Tetapi sayangnya pria itu cuek padaku. Ayah pernah merasakan jatuh cinta?” (tanya dengan lugu)
Ibu : “ya iyalah pernah. Setiap waktu, pasti jatuh cinta ama mamamu ini. Ups.” (Langsung diam, dan dengan tampang tak berdosa kembali ke aktifitasnya)
Ayah   : ”mendingan kamu ambilin minum deh buat aku. Ngomong asal aja”
Ayahnya langsung melihat tajam ke arah ibunya itu, setelahnya mau bicara dengan si anak gadisnya itu tetapi disela oleh gadis itu.
Gadis : “Oh iya-ya.”
Tante  : “Kamu sedang jatuh cinta dengan putra dari keluarga terpandang yang mana, anakku? Tante pasti mendukungmu”.
Gadis : “Bukan, bukan tante.  Aku sedang jatuh cinta dengan pemuda desa. Ia pemuda yang baik hati, teguh, kuat, dan mempunyai mimpi yang hebat.”
Ayah diam tanpa ekspresi, kemudian Ibu datang membawakan cangkir berisi air untuk Ayah dan gadis tersebut. Kemudian pergi. Si Ayah yang tanpa ekspresi, minum air tersebut.
Ayah  : “APAAA?!!!!!!” (memuncratkan air di dalam mulutnya, seketika gadis kabur dari kursinya dan si ibu kaget langsung menghentikan aktifitasnya)
Gadis : (sambil berdiri, shock lihat ayahnya kaget) “Kenapa papa?”
Ayah   : “Kamu bisa jatuh cinta dengan pemuda desa yang tidak berpendidikan? Apa kata dunia?”
Gadis : “Iya Ayah, aku sudah mantap, jika harus menikahinya walau umur kita masih remaja.”
Ibu yang berada dekat dengan gadis maju mendekatinya.
Tante : “sayang kamu ngomong apa sih. Coba kamu pikir baik-baik deh” (mencoba menenangkan keponakannya)
Ibu  : “Anakku, kita dari keluarga yang terpandang. Bisakah kamu mencari jodoh dari keluarga yang terpandang juga? Yang selevel gitu?”
Gadis : “aku diam-diam suka dia. Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatinya” (pakai nada yang merdu)
Ayah yang sedari tadi diam, akhirnya angkat berbicara.
Ayah    : “Baiklah, jika itu maumu. Coba kamu bawakan pemuda itu ke hadapan papa.”
(suara petir dan musik tegangpun berbunyi. Gadis tersebut pergi mencari pemuda, panggung remang  terlihat hanya aktifitas si ayah yang tidak tenang menunggu kehadiran putrinya dan pemuda yang akan dibawanya. Di dalam panggung hanya ada Ayah yang galau dikursinya, dan ibu yang sedang membaca majalah.)
Si gadis datang membawa pemuda, lampu kembali terang. Si Ayah beranjak berdiri dari kursi lalu menghampiri gadis dan pemuda.
Gadis : “Ma, Pa, inilah pemuda yang kumaksud.”
Ibu   : “Sepatu robek, celana kumuh, baju serampangan, rambut sedikit botak, ini levelmu wahai anakku? Oh Em Ji.
Gadis : “mama, jangan melihat dari penampilan luarnya. Lihatlah dari dalamnya!” (merengek)
Tante   : “IH WAW!!! Kog ada gembel di rumah kita?” (memasuki teras)
Gadis  : “tante, tolong dong jangan bicara gitu” (hamper putus asa)
Ayah     : “Apa kamu bilang? Kamu suruh papa menilai dalamnya?” (kaget dan mengernyitkan muka)
Gadis : “Iya Papa. Tolong beri ia harapan.”
Si Pemuda masih terdiam bingung melihat apa yang ada di hadapannya.
Ayah     : “Baiklah, kalian duduk dulu.”
Si gadis mengajak pemuda duduk di ruang tamu. Sedangkan Ayah bingung mondar-mandir di depan kursi.
Ayah     : “Kalian bawakan minum buat tamu ini.” (menyuruh sang ibu dan tante)
Ayah beranjak duduk di bangku ruang tamu.
Ayah     : “Jadi wahai pemuda, apa motivasimu menyukai anakku?” (tanya serius oleh Ayah)
P     : “Heh? (salah tingkah, menjaga sikap) Maaf, Pak. Sepertinya Bapak salah paham, coba tolong kamu jelaskan kepada bapakmu.” (meminta si gadis)
W    : “Iya Papa, kami saling menyukai tolong restui kami.” (pegang tangan si pemuda)
P     : “Wus ngawur kamu. Bukannya kamu ngajak saya, karena kamu menawarkan pendidikan kuliah saya? Kok jadi gini?”
W   : “Jika kamu menerima aku, kamu akan sekolah gratis hingga kamu jadi orang. Papa sanggup biayai kamu.”
Ayah kaget, mau bicara tapi disela sama pembicaraan selanjutnya.
P    : (berdiri) “Hei, ingat yah. Saya tidak akan menggapai mimpi dengan menghalalkan berbagai cara. Ngapain saya harus berbuat yang tak wajar untuk menggapai tujuan saya.”
W   : (berdiri) ”Yang kamu butuhkan sekarang hanya uang untuk biaya kuliah kan? Aku bakal bantuin kamu”
P    : “Ungkapanmu itu sama saja, menghalalkan mencuri untuk kekayaanmu. Atau sama saja, membodohi semua orang untuk mendapatkan keuntungan! Huh.
Ayah  : (tersentuh dengan pernyataan pria tersebut dan akhirnya dia sadar kalau pria tersebut memang baik) “Cukup, kenapa kalian jadi bertengkar!”
W & P   : “Berisik!”
Ayah kaget dengan berekspresi ketakutan tetapi terlihat lucu. Ibu dan tante masuk ke dalam panggung memecah kesunyian dengan membawakan rantang berisi teko air, dan gelas. Mereka bingung dengan kejadian tersebut.
Ayah  : “Ok, tolong kalian tenang” (menjaga wibawanya)
Akhirnya semuanya duduk dan berbicara dengan tenang.
Ayah  :”jadi kamu butuh biaya untuk kuliah? Kalau Cuma masalah itu, baik saya akan memberikan kamu pekerjaan”
Semua yang ada disana kebingungan.
Ibu dan tante  : “apa-apaan sih kog jadi berubah gitu?” (bersamaan)
W  :” makasi pa”
Ayah : “dan kamu (menunjuk anaknya) kamu jangan lagi mengejar-ngejar dia. Biarkan dia kuliah dulu dan terserah dia akhirnya mau apa tidak dengan kamu”
W  : “papa kog gitu sih”
Ayah  : “daripada dia gak jadi papa kasih pekerjaan”
P     : “terima kasih pak, saya akan berusaha belajar keras”
Satu persatu lampu gelap, diiringi musik syahdu setelah dialog akhir pemuda. Panggung di setting polos dengan ditutupi selimut hitam. Lilin yang mengitari panggung dinyalakan dan hanya lampu kuning yang menyala.
Slide Show di proyektor.
Setelah bertemunya dengan ayah gadis itu, sang pemuda perlahan-lahan meraih impiannnya yang ia ukir di selembar kertas.
Yaitu…
Bekerja untuk biaya kuliahnya
Ia akhirnya bekerja sebagai penjaga toko baju di pasar, serta diluar itu ia menawarkan jasa angkutan barang di pasar. Penghasilannyapun terbilang cukup, ia tabung untuk biaya kuliah selama satu semester kedepan. Dan akhirnya semester selanjutnya ia berhasil masuk kuliah dan mendapat beasiswa hingga menyelesaikan pendidikannya dan menjadi sarjana. Dapat diambil satu hikmah, mimpi itu butuh perjuangan.
Bahkan dia lulusan yang terbilang memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Itu menjadi semangat juang bagi sang pemuda untuk melanjutkan pendidikannya, dengan biaya gratis.hingga setelah lulus dia langsung direkrut oleh perusahaan ternama dan mendapat gaji tinggi.
Lihatlah takdir yang berjalan, semua akan indah pada waktunya. Jika kalian punya tujuan yang baik dan usaha untuk mencapainya.
(Setting baru dengan panggung kosong dan slide pemandangan pedesaan. Di tengah panggung sudah berdiri sang pemuda dengan pakaian rapi.. Suasana desa kembali tergambarkan)
P             : “Aku pernah bermimpi, menjadi bintang yang paling bersinar, ku tak menyangka ini tejadi
                  Kegagalan yang pernah ku alami, menjadikanku semakin kuat, aku bersyukur jadi seperti ini
                  Kebahagiaan ini janganlah cepat berlalu, karna tak mudah untuk menggapainya, ku berjanji akan menjaga semua
                  Terimakasih Tuhan, atas sgala anugrah yang Kau beri kepadaku. Semoga ‘kan tetap abadi”
Monolog oleh sang pemuda, diiringi musik Tanah air dengan tempo yang diperlambat.
P             : “Hidup tanpa impian serta tujuan, bagai mayat yang berjalan tanpa ada maksud. Dengan mimpi, dapat mengubah kemiskinan menjadi kekayaan. Berawal dari mimpi, mengubahku dari pemuda desa, menjadi seorang gagah dan berhasil. Dari sebuah mimpi, dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan.
Dan si gadis yang tadinya mengejar-ngejar pemuda tersebut pun putus asa dan akhirnya dia pun memutuskan untuk mengikuti jejak pemuda tersebut yaitu menyelesaikan kuliahnya dan menjadi wanita karier. Semuanya akhirnya hidup bahagia.
Mahatma Gandhi said
Your Beliefs Become Your Thoughts
                   Your Thoughts Become Your Words
                   Your Words Become Your Actions
                   Your Actions Become Your Values
                   Your Values Become Your Destiny  (tampilkan di slide)
                   Keyakinanmu akan menjadi pikiranmu..
                   Pikiranmu akan menjadi  perkataanmu…
                   Perkataanmu akan menjadi tindakanmu…
                   Tindakanmu akan menjadi nilai dirimu…
                   Nilaimu akan menjadi takdirmu…
Ya, dari sebuah kepercayaan akan menggapai kita ke dalam sebuah tujuan melalui rangkaian perjalanan hidup.”

Selasa, 15 Oktober 2013

Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Mengembangkan Kreativitas



Peranan Keluarga Dalam Mengembangkan Bakat dan kreativitas Anak
Dalam keluarga kecil kami, saya adalah anak ke tiga dari empat bersaudara. Saya memiliki kedua orangtua yang sangat menyayangi kami anak-anak mereka. Saya memiliki dua orang kakak perempuan yang sudah bekerja dan merantau dan satu orang adik laki-laki yang saat ini masih duduk di bangku SMA. Kami empat bersaudara lumayann dekat satu dengan yang lain dan selalu cerita maslah kami satu sama lain. Orangtua kami termasuk orangtua yang tidak mengekang kami anak-anaknya dan membiarkan kami memilih namun harus bisa bertanggung jawab dalam pilihan yang kami ambil.

Teori Pengembangan Kreativitas ( creativity Intersection )

Dalam membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk mengembangkan bakat atau talenta mereka. Keberhasilan kreatif adalah persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu (domain skills), keterampilan berpikir dsn bekerja kreatif dan motivasi intrinsic, dapat juga disebut dengan motivasi batin)

A. PERANAN KELUARGA 

Karakteristik Keluarga yang Kreatif
Penelitian Dacey
    Dacey pada tahun 1989 melakukan penelitian di Inggris terhadap kehidupan keluarga.
Kesimpulan yang ditarik dari studi ini :
            # Faktor Genetis Vs Lingkungan
               Cara asuhan orangtua dan iklim keluarga mempengaruhi kreativitas anak untuk berada di atas rata-rata dalam prestasi kreatif. Untuk factor ini saya setuju Karena dari cara asuhan orangtua kami anak-anaknya dapat belajar bertanggung jawab dan berdisiplin serta belajar kreatif baik dalam masalah yang kami hadapin atau sesuatu yang ingin kami lakukan kedepan.
            # Aturan Perilaku
               Orangtua dari remaja kreatif tidak banyak menetukan aturan perilaku didalam keluarga. Keluarga saya tidak terlalu banyak memberikan peraturan yang banyak kepada kami. Orangtua saya lebih mengharapkan tanggung jawab kepada diri kami sendiri. Dan ada akhir dimana orangtua kami melakukan evaluasi akhir kepada kami apa yg baik atau buruk yang telah kami lakuakn. Jika itu baik maka lakukan dan jika itu buruk maka jangan dilakukan lagi.
            # Tes Kreativitas sebagai Prediktor Prestasi Kreatif Remaja
               Banyak tes kreativitas yang kurang absah dalam pengukuran kreatif pada remaja. Perlu diingat bahwa kreativitas merupakan “trait” yang relatif kurang stabil, terutama pada masa remaja.
            # Masa Kritis
               Ketika remaja merasa bahwa mereka sedang berada dalam masa kritis hidupnya maka mereka dapat berpikir lebih imajinatif dan berani mengambil resiko dalam bertindak. Ini mungkin saya alami ketika saya menghadapi masalah dirumah yang harus saya hadapin.
            # Humor
               Bercanda, berolok-olok, dan memperdayakan sebagai lelucon biasanya terjadi pada keluarga kreatif. Keluarga saya termasuk keluarga yang humoris dan suka bercanda. Terutama ayah kami.
            # Ciri-ciri Menonjol Lainnya
               Bertentangan dengan pendapat stereotype, anak-anak kreatif melihat dirinya mudah bergaul dengan orang lain dan menilai tinggi ciri ini. Untuk factor ini saya termasuk anak yang introvert dan sulit bergaul dengan orang baru.
            # Perumahan
               Kebanyakan dari keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari rumah-rumah oranglain. Biasanya didalam rumah dekorasinya dengan koleksi yang langkah.
            # Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
               Kebanyakan anak kreatif mengatakan bahwa mereka merasakan mendapat dorongan kuat dari orangtua mereka. Orangtua saya merupakan orangtua yang selalu mendukung anaknya untuk berprestasi dan selalu memberikan motivasi dan pujian kepada anaknya.
            # Gaya Hidup Orangtua
               Kebanyakkan orangtua dari keluarga kreatif dapat menceritakan salah satu aspek dari kehidupan merekayang tidak biasa.
            # Trauma
               Anak kreatif lebih banyak mengalami trauma dari anak biasa. Untuk trauma yang mendalam saya belum pernah menghadapinya.
            # Dampak dari Sekolah
               Sekolah ataupun guru membantu siswa dalam meningkatkan kreativitas anak namun, dalam studi ini jarang ditemukan. Mungkin jarang namun saat saya duduk di bangku SMP saya sangat suka menggambar dan guru SMP kami dengan senang hati selalu mengajari kami dan menyediakan waktu khusus bagi anak-anak yang mau belajar lebih dalam tentang cara melukis.
            # Bekerja Keras
               Kreativitas lebih banyak merupakan hasil dari kerja keras. saya setuju dengan factor ini karena segala upaya berpikir kreatif yang saya dapatkan dan lakukan biasanya saya lakukan dengan kerjakeras.
            # Dominasi lateral
               Beberara teorikus berpendapat bahwa kekidalan lebih banyak ditemukan pada pribadi-pribadi kreatif.
            # Perbedaan Jenis Kelamin
               Gender dari sample remaja tidak menunjukan ada perbedaan yang nyata dalam nilai kreativitas.
            # Penilaian orangtua Mengenai Kreativitas Anak
               Penilaian dari orangtua dan saudara adalah salah satu hal yang saya lakukan sbelum saya memperlihatkan produk kreativitas saya kepada orang lain.
            # Jumlah Koleksi
               Makin tinggi kreativitas remaja, makin banyak jumlah koleksi mereka.

 Hubungan Antara Latar Belakang Keluarga dan Kinerja Anak

Pada umumnya tampak bahwa makin tinggi tingkat pendidikan orangtua, makin baik prestasi anak. yang menarik bahwa pendidikan ibu lebih jelas dan positif hubungannya dengan prestasi anak dibandingkan pendidikan ayah. Saya kurang setuju dengan pernyataan ini karena menurut saya ayah saya lebih banyak memodeling pribadi yang kreatif dibandingkan dengan ibu saya walau tingkat pendidikan mereka sama.
Sehubung dengan sikap orangtua dalam pendidikan, data menunjukan bahwa perhatian merupakan determinan yang positif dari kinerja kreatif seorang anak, akan tetapi pendekatan otoriter mempunyai dampak yang sebaliknyarhadap kinerja anak.

Studi Tentang Keluarga Anak Berbakat di Indonesia

Hasil studi ini menunjukkan bahwa orangtua dari anak berbakat mempunyai tingkat pendidikan, jabatan professional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Ciri-ciri anak yang menurut orangtua perlu dikembangkan dalam penelitian ini nyata bahwa orangtua berbakat lebih mementingkan cirri “ ketekunan” dan “inisiatif” dibandingkan orangtua pada kelompok anak yang memiliki kecerdasan rata-rata.

Mengembangkan Kreativitas Anak di Rumah

Anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang merangsang dan tidak konversional akan belajar menikmati keragaman, keterbukaan, dan orisinalitas. Kebebasan dan kesempatan untuk melakukan macam-macam kegiatan. Disini penerapan-penerapan 4P sangat perlu dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak.
Untuk teori ini saya dan kakak saya jika ada waktu libur sering membuat kerajinan tangan dari barang yang tidak dipakai dirumah dan membuatnya jadi hiasan. Selain emmbuat kerajinan tangan dalam hal barang kami juga sering menyalurkan ide kreatif saya dalam pembuatan makanan seperti kue dan jajanan untuk makan bersama dengan orangtua.

Dampak Sikap Orangtua Terhadap Kreativitas Anak

Beberapa factor yang menentukan hubungan sikap orangtua secara langsung mempengaruhi kreativitas anak mereka:
^kebebasan
^Respek
^Kedekatan Emosional yang Sedang
^Prestasi bukan Angka
^Orangtua Aktif dan Mandiri
^menghargai Kreativitas
Orangtua saya meliputi point-point diatas dimana mereka memantau perkembangan kami dan tidak memaksakan kehendak mereka kepada kami anak-anaknya. Tidak mempermasalahkan nilai yang kami dapat namun melihat apakah perkembangan kami meningkat. Dan selalu memberikan kami motivasi untuk melakukan hal lebih dari yang sudah kami dapatkan dan supaya tidak cepat berpuas diri.

B. PERANAN SEKOLAH

Karakteristik Guru Anak Berbakat
Guru yang baik menetukan tujuan dan sasaran belajar, membantu dalam pembentukan nilai pada anak, memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau strategi mengajar, dan paling penting menjadi model prilaku bagi siswa. Ciri guru anak berbakat dihimpun oleh Davis:
# Sikap demokratis
#Ramah dan memberi perhatian perorangan
#Sabar dan memiliki minat luas
#Penampilan yang menyenangkan
#memiliki rasa humoris
# memberi perhatian terhadap masalah anak
#menggunakan penghargaan dan pujian
#kemahiran yang luar biasa dalam mengajar subjek tertentu.

Ketika saya bersekolah di Perguruan Kalam Kudus, saya merasa bahwa guru-guru disana memiliki criteria diatas. Di sekolah saya semasa SD dan SMP saya di berikan motivasi untuk meningkatkan kreativitas saya baik dalam menggambar dan membuat prakarya. Agak berbeda dengan Sekolah saya semasa SMA di SMAN 12 medan dimana guru-guru terkesan kurang peduli terhadap muridnya. Dan hanya menuntu murid mamapu menguasai materi pelajaran. Sehingga saya pada SMA hanya menuntut saya mengerti materi tanpa proses belajar yang menyenangkan yang menuntut kreativitas dari seorang pengajar.

C. Peran Masyarakat

Kebudayaan creativogenic menurut Ariety mempunyai karakteristik sebagai berikut:
^tersedianya sarana prasarana kebudayaan
^Keterbukaan Terhadap rangsangan Kebudayaan
^Penekanan pada Becoming
^Kebebasan
^Menghargai kebudayaan yang berbeda
^Toleransi dan minat terhadap pandangan divergen
^interaksi antar pribadi-pribadi yang berarti
^Adanya insentif
Kesembilan factor tersebut merupakan penunjang tetapi yang paling menentukan adlaah unusur-unsur intrapsikis individu, seperti rada aman dan bebas secara psikologis.
Kita tidaknya hanya bersikap kreatif dalam keluarga dan untuk diri sendiri tetapi juga untuk lingkungan masyarakat kita.