"person"
Tindakkan kreatif muncul dari keunikkan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan. Latar belakang etnis dari masing-masing kami juga berbeda dan tentunya membuat kami berbeda.contohnya adalah logat bahasa kami diatas panggung. setelah diputuskan untuk bermain drama musikal saya ragu karena saya orang yang mungkin kurang mampu untuk berakting diatas panggung karena termasuk orang canggung. Karena saya lebih tertarik untuk membuat handmade dan dibidang seni menggambar. saya berusaha menguatkan diri untuk berani karena dukungan teman-teman sekelompok apalagi saya berperan sebagai laki" disana.
"press"
Menekankan
pada teori Rogers mengenai kondisi internal (dorongan berasal dari diri
sendiri) dan kondisi eksternal (dorongan yang berasal lingkungan) yang
dapat mendorong seseorang untuk mengembangkan kreativitasnya. kondisi inteernal yang muncul dari diri saya sendiri adalah berupa dorongan ingin menampilkan hasil pemikiran kelompok kami, usaha kami yang sudah kami diskusikan. dorongan eksternal sendiri berasal dari dosen, dimana keterbatasan waktu yang diberikan dalam menyelesaikan tugas.
" proses kreatif "
Didasari
oleh teori Wallas dan teori tentang belahan otak kanan dan kiri.
Menurut teori Wallas, proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu
Persiapan, Inkubasi. pada proses ini kami diam istilahnya karena bingung untuk menampilkan hasil kreativitas apa yang ingin dimunculkan. sampai akhirnya kami ingin mempertunjukkan drama dimana kami bisa sama-sama menuangkan hasilkerja keras. dan dengan kelebihan anggota kelmpok kami yakni melfa , membantu kelom[ok dalam menyediakan naskah drama .
"Produk kreatif"
Dalam
teori tersebut, menekankan pada model dari Besemer dan Treffinger. Pada
model ini, produk kreatif digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu
kebaruan (novelty), pemecahan (resolution), serta kerincian (elaboration). produk kreatif kami yaitu pertujukan drama kami, dalam teori diatas masuk dalam kategori kebaruan (novelty) dimana dari naskah drama merupakan hasil baru yang berasal dari kelompok kami.
Kamis, 28 November 2013
Jumat, 22 November 2013
Karya Kreatif Individu " Lukisan Siluet "
"Lukisan Siluet"
Ketika di minta untuk membuat Tugas berupa hasil Ide kreatif yang ada di pikiran saya adalah melukis. Sudah lama saya tidak melukis. Saya mencari lukisan yang bisa mengajak orang lain disekitar saya untuk melukis terutama anak-anak muda. Sebuah lukisan yang tidak terlalu sulit sehingga bisa mengajak kawula muda untuk berkarya dan menghasilkan karya yang jauh lebih baik dari yang bisa saya buat. Hal ini karena tujuan sayaadalah untuk menginspirasi para anak remaja yang sekarang banyak menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna.
Akhirnya lukisan yang muncul di benak saya adalah "lukisan siluet" lukisan yang cukup sederhana namun didalamnya bisa menuangkan banyak perasaan. yang ingin saya lukis adalah sebuah pohon dengan burung-burung yang berterbangan. lukisan yang sederhana namun melihatnya dapat membuat suasana hati tenang dan dapat diikuti karena sederhana dan tidak terlalu sulit. alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
*Pensil HB dan 4B
*Penghapus
*Penggaris
*Rautan
*Kuas
* Tinta Cina
*buku gambar A3
*Cat Poster warna Merah, Biru dan Putih
Untuk prosesnya sendiri yang pertama adalah membuat pola bingkai dengan ukuran 36cm x 24cm, selanjurnya buat sketsa berupa gambar pohon, daun, dan burung-burung.
setelah sketsa selesai selanjutnya sketsa tadi diwarnai atau dilukis dengan tinta cina, harus sabar dan hati-hati.
Sekian hasil ide kreatif saya mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman semua dan mampu mengajak teman-teman untuk berkarya.
Ketika di minta untuk membuat Tugas berupa hasil Ide kreatif yang ada di pikiran saya adalah melukis. Sudah lama saya tidak melukis. Saya mencari lukisan yang bisa mengajak orang lain disekitar saya untuk melukis terutama anak-anak muda. Sebuah lukisan yang tidak terlalu sulit sehingga bisa mengajak kawula muda untuk berkarya dan menghasilkan karya yang jauh lebih baik dari yang bisa saya buat. Hal ini karena tujuan sayaadalah untuk menginspirasi para anak remaja yang sekarang banyak menghabiskan waktu dengan hal yang tidak berguna.
Akhirnya lukisan yang muncul di benak saya adalah "lukisan siluet" lukisan yang cukup sederhana namun didalamnya bisa menuangkan banyak perasaan. yang ingin saya lukis adalah sebuah pohon dengan burung-burung yang berterbangan. lukisan yang sederhana namun melihatnya dapat membuat suasana hati tenang dan dapat diikuti karena sederhana dan tidak terlalu sulit. alat dan bahan yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
*Pensil HB dan 4B
*Penghapus
*Penggaris
*Rautan
*Kuas
* Tinta Cina
*buku gambar A3
*Cat Poster warna Merah, Biru dan Putih
Untuk prosesnya sendiri yang pertama adalah membuat pola bingkai dengan ukuran 36cm x 24cm, selanjurnya buat sketsa berupa gambar pohon, daun, dan burung-burung.
setelah sketsa selesai selanjutnya sketsa tadi diwarnai atau dilukis dengan tinta cina, harus sabar dan hati-hati.
setelah selesai maka pinggiran pola bingkai tadi diwarnai dengan warna merah dan biru namun dibuat semakin pudar atau warnanya semakin muda dengan tambahan cat poster warna putih dan hasilnya seperti berikut:
Sekian hasil ide kreatif saya mudah-mudahan bisa menginspirasi teman-teman semua dan mampu mengajak teman-teman untuk berkarya.
Rabu, 23 Oktober 2013
peforma kelompok 8
Naskah drama musical. Kelompok 8.
Anggota:
Dream, believe, and make it happened
Pemeran :
- Pemuda
- Gadis
- Ayah
- Ibu
- Adik perempuan ibu (tante)
Pengantar:
Di
latar ada sebuah bangku memanjang dan terdapat satu orang yang duduk terpaku
dengan secarik kertas dan pulpen yang dipegangnya. Ia terlihat sangat ambisius
dengan kertas yang dipegangnya. Sedangkan banyak orang yang berlalu lalang di
hadapannya. Ada sang penjual, pengemis, anak kecil menangis, anak-anak bermain.
Ada seorang anak muda yang duduk ambisius dengan secarik kertas. Anak muda itu
sedang merancang masa depan, dengan membuat cita-cita yang ia tuliskan di
selembar kertas itu.
Seorang
gadis berpenampilan anggun melewati depan pemuda itu, semua mata tertuju
padanya (ada istri yang memarahi suaminya yang menatap gadis lewat tersebut)
kecuali dengan pemuda yang dari tadi ambisius dengan kertasnya. Gadis itu heran
dengan pemuda, kenapa semua pria melihat dirinya tetapi hanya pemuda itu yang
tak tertarik. Sang gadis mendekati pemuda tersebut, dengan mengibaskan rok
panjangnya ketika berjalan, dll bertujuan untuk mencari perhatian. Belum
berhasil, akhirnya gadis itu berhenti dan berada di sampingnya dengan
mengeluarkan suara batuk pelan, tidak berhasil suara batuk medium, tidak
berhasil, dan akhirnya suara batuk keras, berhasil. Pemuda itu melihat gadis
yang berada di samping dengan heran, gadis itu salah tingkah dan tebar pesona.
W : “Apa yang sedang kamu
perbuat wahai pemuda yang belum ku ketahui namanya.” (tersipu malu)
P :
“Bukankah kamu putri seorang pemimpin di desa ini?”
W
: “Iya, kamu kok tau?”
P : “Siapa yang tidak mengenal dirimu? Kau
seorang gadis baik dan pintar dari anak seorang pemimpin di desa ini, Banyak
orang yang menyukaimu, teman-temanku juga. Kau bahkan berpendidikan tinggi
dibanding kami. Pantaslah jika semua orang mengagumimu?”
Gadis
itu tak bisa berkata apa-apa ia terharu bahagia dan sangat senang dipuji oleh
pemuda itu.
W
: “Jadi, apakah kamu juga mengagumiku?”
P : “Jelas.” (Gadis itu
tersipu malu). “Jelas tidak. Aku sudah memiliki seorang kekasih idaman hati.”
Dari
muka yang tersipu malu, gadis itu kaget setengah mati. Seakan-akan cintanya
ditolak mentah-mentah.
P
: (pemuda heran dengan perilaku gadis tersebut) “Kamu kenapa?”
W : “Oh. Gak pa-pa. Oh ya, saya
perhatikan daritadi kamu duduk disini terus? Apa yang kamu perbuat?
P : “Oh ini.” (ia
menunjukan lembaran kertas) “Aku sedang merancang masa depan, aku ukir di
lembaran ini dan akan kupajang di tempat yang selalu aku melihatnya. Aku yakin,
akan menimbulkan suatu semangat di setiap usahaku untuk meraih itu semua.
Gadis
itu melihat lembaran kertas dengan mengambilnya tiba-tiba dari tangan pemuda
itu, pemuda itu sedikit tidak ikhlas saat diambil kertasnya.
W : “Target semester ini,
mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Target untuk menyelesaikan semester akhir
di SMA yang sempat berhenti dan lulus SMA. Target selanjutnya masuk Universitas
Negeri. (kertas diambil dari tangan gadis oleh pemuda) Kamu bermimpi?”
P :
“Iya, ada yang salah?”
W
: “Saranku, berpikirlah realitas dan lakukanlah yang terbaik hari ini. Cukup.”
P : (diiringi piano,
lagi Nidji-Laskar Pelangi) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia.
Berlarilah, tanpa lelah sampai engkau meraihnya.”
(Lagu
Laskar pelangi diiringi musik dan penari yang membuat suasana panggung hidup.
Saat lagu berlanjut dilanjutkan dengan membuat setting berikutnya. Setting
sebuah ruangan pemimpin desa atau ayahnya W. Terdapat pot bunga, meja kantor,
kursi pejabat, ruang tamu dengan meja bagus serta kursi sofa.)
Musik
berganti dengan intro lagu Bento-Iwan Fals. Di latar ada sang Ayah dengan baju
rapi dan ibunya yang terlihat cantik dan adik perempuan ibunya yang sedang
bersantai bercengkerama di ruang tamu.
Ayah : “Namaku Bento (ganti nama
asli) rumah real estate. Mobilku banyak, harta melimpah. Orang memanggilku,
bos eksekutif. Tokoh papan atas, atas segalanya. Asik!
Si
anak perempuan tadi masuk ruangan tamu dengan merenung. Ayahnya bingung dan
menghampiri gadis itu yang terduduk lesu di ruang tamu.
Ibu : “iya sayang, kamu kenapa? Kog muka anak
mama cemberut sih?”
Ayah
: “Kamu kenapa anakku? Kalau murung keliatan kayak ayam peokon, loh.”
Tante : “Sstt! Coba kamu
ceritakan sama Tante. Apa karena uang jajan kamu kurang di kasih mama papa mu
ni?”
Ibu :
“ yang benar aja, kan kemarin mama uda transfer uangnya 10 juta” (nyeletuk)
Ayah
: “aduhh, apaan sih kalian berdua. Anak lagi sedih kog malah bahas uang jajan
sih..”
Ayah
melirik tajam ke Ibu dan tante tanpa bersuara, si Ibu dan tante mangut dan
mengerjakan pekerjaan rumah kembali.
Gadis : “Ayah, aku sedang jatuh
cinta Ayah. Tetapi sayangnya pria itu cuek padaku. Ayah pernah merasakan jatuh
cinta?” (tanya dengan lugu)
Ibu : “ya iyalah pernah. Setiap
waktu, pasti jatuh cinta ama mamamu ini. Ups.” (Langsung diam, dan dengan
tampang tak berdosa kembali ke aktifitasnya)
Ayah : ”mendingan kamu ambilin minum deh buat
aku. Ngomong asal aja”
Ayahnya
langsung melihat tajam ke arah ibunya itu, setelahnya mau bicara dengan si anak
gadisnya itu tetapi disela oleh gadis itu.
Gadis
: “Oh iya-ya.”
Tante : “Kamu sedang jatuh
cinta dengan putra dari keluarga terpandang yang mana, anakku? Tante pasti
mendukungmu”.
Gadis : “Bukan, bukan tante. Aku sedang jatuh cinta dengan pemuda desa. Ia
pemuda yang baik hati, teguh, kuat, dan mempunyai mimpi yang hebat.”
Ayah
diam tanpa ekspresi, kemudian Ibu datang membawakan cangkir berisi air untuk
Ayah dan gadis tersebut. Kemudian pergi. Si Ayah yang tanpa ekspresi, minum air
tersebut.
Ayah : “APAAA?!!!!!!”
(memuncratkan air di dalam mulutnya, seketika gadis kabur dari kursinya dan si ibu
kaget langsung menghentikan aktifitasnya)
Gadis
: (sambil berdiri, shock lihat ayahnya kaget) “Kenapa papa?”
Ayah : “Kamu bisa
jatuh cinta dengan pemuda desa yang tidak berpendidikan? Apa kata dunia?”
Gadis
: “Iya Ayah, aku sudah mantap, jika harus menikahinya walau umur kita masih
remaja.”
Ibu
yang berada dekat dengan gadis maju mendekatinya.
Tante
: “sayang kamu ngomong apa sih. Coba kamu pikir baik-baik deh” (mencoba
menenangkan keponakannya)
Ibu : “Anakku, kita dari
keluarga yang terpandang. Bisakah kamu mencari jodoh dari keluarga yang
terpandang juga? Yang selevel gitu?”
Gadis : “aku
diam-diam suka dia. Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatinya” (pakai nada
yang merdu)
Ayah
yang sedari tadi diam, akhirnya angkat berbicara.
Ayah :
“Baiklah, jika itu maumu. Coba kamu bawakan pemuda itu ke hadapan papa.”
(suara
petir dan musik tegangpun berbunyi. Gadis tersebut pergi mencari pemuda,
panggung remang terlihat hanya aktifitas si ayah yang tidak tenang
menunggu kehadiran putrinya dan pemuda yang akan dibawanya. Di dalam panggung
hanya ada Ayah yang galau dikursinya, dan ibu yang sedang membaca majalah.)
Si
gadis datang membawa pemuda, lampu kembali terang. Si Ayah beranjak berdiri
dari kursi lalu menghampiri gadis dan pemuda.
Gadis
: “Ma, Pa, inilah pemuda yang kumaksud.”
Ibu : “Sepatu
robek, celana kumuh, baju serampangan, rambut sedikit botak, ini levelmu wahai anakku?
Oh Em Ji.
Gadis
: “mama, jangan melihat dari penampilan luarnya. Lihatlah dari dalamnya!”
(merengek)
Tante
: “IH WAW!!! Kog ada gembel di rumah kita?” (memasuki teras)
Gadis : “tante, tolong dong jangan bicara gitu”
(hamper putus asa)
Ayah : “Apa kamu
bilang? Kamu suruh papa menilai dalamnya?” (kaget dan mengernyitkan muka)
Gadis
: “Iya Papa. Tolong beri ia harapan.”
Si
Pemuda masih terdiam bingung melihat apa yang ada di hadapannya.
Ayah
: “Baiklah, kalian duduk dulu.”
Si
gadis mengajak pemuda duduk di ruang tamu. Sedangkan Ayah bingung mondar-mandir
di depan kursi.
Ayah
: “Kalian bawakan minum buat tamu ini.” (menyuruh sang ibu dan tante)
Ayah
beranjak duduk di bangku ruang tamu.
Ayah
: “Jadi wahai pemuda, apa motivasimu menyukai anakku?” (tanya serius oleh Ayah)
P : “Heh?
(salah tingkah, menjaga sikap) Maaf, Pak. Sepertinya Bapak salah paham, coba
tolong kamu jelaskan kepada bapakmu.” (meminta si gadis)
W
: “Iya Papa, kami saling menyukai tolong restui kami.” (pegang tangan si
pemuda)
P : “Wus
ngawur kamu. Bukannya kamu ngajak saya, karena kamu menawarkan pendidikan
kuliah saya? Kok jadi gini?”
W : “Jika kamu menerima
aku, kamu akan sekolah gratis hingga kamu jadi orang. Papa sanggup biayai
kamu.”
Ayah
kaget, mau bicara tapi disela sama pembicaraan selanjutnya.
P : (berdiri)
“Hei, ingat yah. Saya tidak akan menggapai mimpi dengan menghalalkan berbagai
cara. Ngapain saya harus berbuat yang tak wajar untuk menggapai tujuan saya.”
W : (berdiri) ”Yang
kamu butuhkan sekarang hanya uang untuk biaya kuliah kan? Aku bakal bantuin
kamu”
P : “Ungkapanmu
itu sama saja, menghalalkan mencuri untuk kekayaanmu. Atau sama saja, membodohi
semua orang untuk mendapatkan keuntungan! Huh.
Ayah : (tersentuh dengan
pernyataan pria tersebut dan akhirnya dia sadar kalau pria tersebut memang
baik) “Cukup, kenapa kalian jadi bertengkar!”
W
& P : “Berisik!”
Ayah
kaget dengan berekspresi ketakutan tetapi terlihat lucu. Ibu dan tante masuk ke
dalam panggung memecah kesunyian dengan membawakan rantang berisi teko air, dan
gelas. Mereka bingung dengan kejadian tersebut.
Ayah : “Ok, tolong kalian tenang” (menjaga
wibawanya)
Akhirnya
semuanya duduk dan berbicara dengan tenang.
Ayah :”jadi kamu butuh biaya untuk kuliah? Kalau
Cuma masalah itu, baik saya akan memberikan kamu pekerjaan”
Semua
yang ada disana kebingungan.
Ibu
dan tante : “apa-apaan sih kog jadi
berubah gitu?” (bersamaan)
W :” makasi pa”
Ayah : “dan kamu (menunjuk anaknya)
kamu jangan lagi mengejar-ngejar dia. Biarkan dia kuliah dulu dan terserah dia
akhirnya mau apa tidak dengan kamu”
W : “papa kog gitu sih”
Ayah : “daripada dia gak jadi papa kasih
pekerjaan”
P
: “terima kasih pak, saya akan berusaha belajar keras”
Satu
persatu lampu gelap, diiringi musik syahdu setelah dialog akhir pemuda.
Panggung di setting polos dengan ditutupi selimut hitam. Lilin yang mengitari
panggung dinyalakan dan hanya lampu kuning yang menyala.
Slide
Show di proyektor.
Setelah bertemunya dengan ayah gadis itu, sang pemuda
perlahan-lahan meraih impiannnya yang ia ukir di selembar kertas.
Yaitu…
Bekerja untuk biaya kuliahnya
Ia akhirnya bekerja sebagai penjaga toko baju di pasar,
serta diluar itu ia menawarkan jasa angkutan barang di pasar. Penghasilannyapun
terbilang cukup, ia tabung untuk biaya kuliah selama satu semester kedepan. Dan
akhirnya semester selanjutnya ia berhasil masuk kuliah dan mendapat beasiswa
hingga menyelesaikan pendidikannya dan menjadi sarjana. Dapat diambil satu
hikmah, mimpi itu butuh perjuangan.
Bahkan dia lulusan yang terbilang memiliki penghasilan yang
lebih dari cukup. Itu menjadi semangat juang bagi sang pemuda untuk melanjutkan
pendidikannya, dengan biaya gratis.hingga setelah lulus dia langsung direkrut
oleh perusahaan ternama dan mendapat gaji tinggi.
Lihatlah takdir yang berjalan, semua akan indah pada
waktunya. Jika kalian punya tujuan yang baik dan usaha untuk mencapainya.
(Setting
baru dengan panggung kosong dan slide pemandangan pedesaan. Di tengah panggung
sudah berdiri sang pemuda dengan pakaian rapi.. Suasana desa kembali
tergambarkan)
P
: “Aku pernah bermimpi, menjadi bintang yang paling bersinar, ku tak
menyangka ini tejadi
Kegagalan yang pernah ku alami, menjadikanku semakin kuat, aku bersyukur
jadi seperti ini
Kebahagiaan ini janganlah cepat berlalu, karna tak mudah untuk
menggapainya, ku berjanji akan menjaga semua
Terimakasih Tuhan, atas sgala anugrah yang Kau beri kepadaku. Semoga
‘kan tetap abadi”
Monolog
oleh sang pemuda, diiringi musik Tanah air dengan tempo yang diperlambat.
P
: “Hidup tanpa impian serta tujuan, bagai mayat yang berjalan tanpa ada maksud.
Dengan mimpi, dapat mengubah kemiskinan menjadi kekayaan. Berawal dari mimpi,
mengubahku dari pemuda desa, menjadi seorang gagah dan berhasil. Dari sebuah
mimpi, dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan.
Dan
si gadis yang tadinya mengejar-ngejar pemuda tersebut pun putus asa dan
akhirnya dia pun memutuskan untuk mengikuti jejak pemuda tersebut yaitu
menyelesaikan kuliahnya dan menjadi wanita karier. Semuanya akhirnya hidup
bahagia.
Mahatma
Gandhi said
Your Beliefs Become Your Thoughts
Your Thoughts Become Your Words
Your Words Become Your Actions
Your Actions Become Your Values
Your Values Become Your Destiny (tampilkan di slide)
Keyakinanmu akan menjadi pikiranmu..
Pikiranmu akan menjadi perkataanmu…
Perkataanmu akan menjadi tindakanmu…
Tindakanmu akan menjadi nilai dirimu…
Nilaimu akan menjadi takdirmu…
Ya,
dari sebuah kepercayaan akan menggapai kita ke dalam sebuah tujuan melalui
rangkaian perjalanan hidup.”
Selasa, 15 Oktober 2013
Peranan Keluarga, Sekolah dan Masyarakat dalam Mengembangkan Kreativitas
Peranan Keluarga Dalam
Mengembangkan Bakat dan kreativitas Anak
Dalam
keluarga kecil kami, saya adalah anak ke tiga dari empat bersaudara. Saya memiliki
kedua orangtua yang sangat menyayangi kami anak-anak mereka. Saya memiliki dua
orang kakak perempuan yang sudah bekerja dan merantau dan satu orang adik
laki-laki yang saat ini masih duduk di bangku SMA. Kami empat bersaudara
lumayann dekat satu dengan yang lain dan selalu cerita maslah kami satu sama
lain. Orangtua kami termasuk orangtua yang tidak mengekang kami anak-anaknya
dan membiarkan kami memilih namun harus bisa bertanggung jawab dalam pilihan
yang kami ambil.
Teori
Pengembangan Kreativitas ( creativity Intersection )
Dalam
membantu anak mewujudkan kreativitas mereka, anak perlu dilatih dalam
keterampilan tertentu sesuai dengan minat pribadinya dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan bakat atau talenta mereka. Keberhasilan kreatif adalah
persimpangan (intersection) antara keterampilan anak dalam bidang tertentu
(domain skills), keterampilan berpikir dsn bekerja kreatif dan motivasi intrinsic,
dapat juga disebut dengan motivasi batin)
A. PERANAN KELUARGA
Karakteristik Keluarga yang Kreatif
Penelitian Dacey
Dacey pada tahun 1989 melakukan penelitian
di Inggris terhadap kehidupan keluarga.
Kesimpulan
yang ditarik dari studi ini :
# Faktor Genetis Vs Lingkungan
Cara asuhan orangtua dan iklim
keluarga mempengaruhi kreativitas anak untuk berada di atas rata-rata dalam
prestasi kreatif. Untuk factor ini saya setuju Karena dari cara asuhan orangtua
kami anak-anaknya dapat belajar bertanggung jawab dan berdisiplin serta belajar
kreatif baik dalam masalah yang kami hadapin atau sesuatu yang ingin kami
lakukan kedepan.
# Aturan Perilaku
Orangtua
dari remaja kreatif tidak banyak menetukan aturan perilaku didalam keluarga. Keluarga
saya tidak terlalu banyak memberikan peraturan yang banyak kepada kami. Orangtua
saya lebih mengharapkan tanggung jawab kepada diri kami sendiri. Dan ada akhir
dimana orangtua kami melakukan evaluasi akhir kepada kami apa yg baik atau
buruk yang telah kami lakuakn. Jika itu baik maka lakukan dan jika itu buruk
maka jangan dilakukan lagi.
#
Tes Kreativitas sebagai Prediktor Prestasi Kreatif Remaja
Banyak tes kreativitas yang kurang absah
dalam pengukuran kreatif pada remaja. Perlu diingat bahwa kreativitas merupakan
“trait” yang relatif kurang stabil, terutama pada masa remaja.
# Masa
Kritis
Ketika remaja merasa bahwa mereka sedang
berada dalam masa kritis hidupnya maka mereka dapat berpikir lebih imajinatif
dan berani mengambil resiko dalam bertindak. Ini mungkin saya alami ketika saya
menghadapi masalah dirumah yang harus saya hadapin.
#
Humor
Bercanda,
berolok-olok, dan memperdayakan sebagai lelucon biasanya terjadi pada keluarga
kreatif. Keluarga saya termasuk keluarga yang humoris dan suka bercanda. Terutama
ayah kami.
#
Ciri-ciri Menonjol Lainnya
Bertentangan
dengan pendapat stereotype, anak-anak kreatif melihat dirinya mudah bergaul
dengan orang lain dan menilai tinggi ciri ini. Untuk factor ini saya termasuk
anak yang introvert dan sulit bergaul dengan orang baru.
#
Perumahan
Kebanyakan
dari keluarga kreatif menempati rumah yang jauh berbeda dari rumah-rumah
oranglain. Biasanya didalam rumah dekorasinya dengan koleksi yang langkah.
#
Pengakuan dan Penguatan pada Usia Dini
Kebanyakan
anak kreatif mengatakan bahwa mereka merasakan mendapat dorongan kuat dari
orangtua mereka. Orangtua saya merupakan orangtua yang selalu mendukung anaknya
untuk berprestasi dan selalu memberikan motivasi dan pujian kepada anaknya.
#
Gaya Hidup Orangtua
Kebanyakkan
orangtua dari keluarga kreatif dapat menceritakan salah satu aspek dari
kehidupan merekayang tidak biasa.
#
Trauma
Anak
kreatif lebih banyak mengalami trauma dari anak biasa. Untuk trauma yang
mendalam saya belum pernah menghadapinya.
#
Dampak dari Sekolah
Sekolah
ataupun guru membantu siswa dalam meningkatkan kreativitas anak namun, dalam
studi ini jarang ditemukan. Mungkin jarang namun saat saya duduk di bangku SMP
saya sangat suka menggambar dan guru SMP kami dengan senang hati selalu
mengajari kami dan menyediakan waktu khusus bagi anak-anak yang mau belajar
lebih dalam tentang cara melukis.
#
Bekerja Keras
Kreativitas
lebih banyak merupakan hasil dari kerja keras. saya setuju dengan factor ini
karena segala upaya berpikir kreatif yang saya dapatkan dan lakukan biasanya
saya lakukan dengan kerjakeras.
#
Dominasi lateral
Beberara
teorikus berpendapat bahwa kekidalan lebih banyak ditemukan pada
pribadi-pribadi kreatif.
#
Perbedaan Jenis Kelamin
Gender
dari sample remaja tidak menunjukan ada perbedaan yang nyata dalam nilai
kreativitas.
#
Penilaian orangtua Mengenai Kreativitas Anak
Penilaian
dari orangtua dan saudara adalah salah satu hal yang saya lakukan sbelum saya
memperlihatkan produk kreativitas saya kepada orang lain.
#
Jumlah Koleksi
Makin
tinggi kreativitas remaja, makin banyak jumlah koleksi mereka.
Hubungan Antara Latar Belakang Keluarga dan
Kinerja Anak
Pada
umumnya tampak bahwa makin tinggi tingkat pendidikan orangtua, makin baik
prestasi anak. yang menarik bahwa pendidikan ibu lebih jelas dan positif
hubungannya dengan prestasi anak dibandingkan pendidikan ayah. Saya kurang
setuju dengan pernyataan ini karena menurut saya ayah saya lebih banyak
memodeling pribadi yang kreatif dibandingkan dengan ibu saya walau tingkat
pendidikan mereka sama.
Sehubung
dengan sikap orangtua dalam pendidikan, data menunjukan bahwa perhatian
merupakan determinan yang positif dari kinerja kreatif seorang anak, akan
tetapi pendekatan otoriter mempunyai dampak yang sebaliknyarhadap kinerja anak.
Studi Tentang Keluarga Anak
Berbakat di Indonesia
Hasil
studi ini menunjukkan bahwa orangtua dari anak berbakat mempunyai tingkat
pendidikan, jabatan professional, dan penghasilan yang lebih tinggi. Ciri-ciri
anak yang menurut orangtua perlu dikembangkan dalam penelitian ini nyata bahwa
orangtua berbakat lebih mementingkan cirri “ ketekunan” dan “inisiatif”
dibandingkan orangtua pada kelompok anak yang memiliki kecerdasan rata-rata.
Mengembangkan Kreativitas Anak di
Rumah
Anak-anak
yang hidup dalam lingkungan yang merangsang dan tidak konversional akan belajar
menikmati keragaman, keterbukaan, dan orisinalitas. Kebebasan dan kesempatan
untuk melakukan macam-macam kegiatan. Disini penerapan-penerapan 4P sangat
perlu dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak.
Untuk
teori ini saya dan kakak saya jika ada waktu libur sering membuat kerajinan
tangan dari barang yang tidak dipakai dirumah dan membuatnya jadi hiasan. Selain
emmbuat kerajinan tangan dalam hal barang kami juga sering menyalurkan ide
kreatif saya dalam pembuatan makanan seperti kue dan jajanan untuk makan
bersama dengan orangtua.
Dampak Sikap Orangtua Terhadap Kreativitas
Anak
Beberapa
factor yang menentukan hubungan sikap orangtua secara langsung mempengaruhi
kreativitas anak mereka:
^kebebasan
^Respek
^Kedekatan
Emosional yang Sedang
^Prestasi
bukan Angka
^Orangtua
Aktif dan Mandiri
^menghargai
Kreativitas
Orangtua
saya meliputi point-point diatas dimana mereka memantau perkembangan kami dan
tidak memaksakan kehendak mereka kepada kami anak-anaknya. Tidak mempermasalahkan
nilai yang kami dapat namun melihat apakah perkembangan kami meningkat. Dan selalu
memberikan kami motivasi untuk melakukan hal lebih dari yang sudah kami
dapatkan dan supaya tidak cepat berpuas diri.
B. PERANAN SEKOLAH
Karakteristik Guru Anak Berbakat
Guru
yang baik menetukan tujuan dan sasaran belajar, membantu dalam pembentukan
nilai pada anak, memilih pengalaman belajar, menentukan metode atau strategi
mengajar, dan paling penting menjadi model prilaku bagi siswa. Ciri guru anak
berbakat dihimpun oleh Davis:
#
Sikap demokratis
#Ramah
dan memberi perhatian perorangan
#Sabar
dan memiliki minat luas
#Penampilan
yang menyenangkan
#memiliki
rasa humoris
#
memberi perhatian terhadap masalah anak
#menggunakan
penghargaan dan pujian
#kemahiran
yang luar biasa dalam mengajar subjek tertentu.
Ketika
saya bersekolah di Perguruan Kalam Kudus, saya merasa bahwa guru-guru disana
memiliki criteria diatas. Di sekolah saya semasa SD dan SMP saya di berikan
motivasi untuk meningkatkan kreativitas saya baik dalam menggambar dan membuat
prakarya. Agak berbeda dengan Sekolah saya semasa SMA di SMAN 12 medan dimana
guru-guru terkesan kurang peduli terhadap muridnya. Dan hanya menuntu murid
mamapu menguasai materi pelajaran. Sehingga saya pada SMA hanya menuntut saya
mengerti materi tanpa proses belajar yang menyenangkan yang menuntut
kreativitas dari seorang pengajar.
C. Peran Masyarakat
Kebudayaan
creativogenic menurut Ariety mempunyai karakteristik sebagai berikut:
^tersedianya
sarana prasarana kebudayaan
^Keterbukaan
Terhadap rangsangan Kebudayaan
^Penekanan
pada Becoming
^Kebebasan
^Menghargai
kebudayaan yang berbeda
^Toleransi
dan minat terhadap pandangan divergen
^interaksi
antar pribadi-pribadi yang berarti
^Adanya
insentif
Kesembilan
factor tersebut merupakan penunjang tetapi yang paling menentukan adlaah
unusur-unsur intrapsikis individu, seperti rada aman dan bebas secara
psikologis.
Kita
tidaknya hanya bersikap kreatif dalam keluarga dan untuk diri sendiri tetapi
juga untuk lingkungan masyarakat kita.
Langganan:
Postingan (Atom)